Ahok masuk dalam daftar Global reThinkers 2017
12/6/17, 9:55:31 AM: Eddy Lim: Basuki Tjahaja Purnama baru saja diumumkan mendapat penghargaan dunia. Ahok masuk dalam daftar Global reThinkers 2017 alias 'Pemikir Ulang Global' 2017 hasil pilihan majalah Foreign Policy, Amerika Serikat.
Foreign Policy memilih Ahok karena Ahok dinilai mampu tetap berdiri di tengah fundamentalisme yang sedang bertumbuh di Indonesia. Ahok disejajarkan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Gambia Adama Barrow, Dubes AS untuk PBB, Nikki Haley dan juga Steve Bannon, mantan tangan kanan Donald Trump. Ada pula Chelsea Manning, prajurit transgender yang membocorkan rahasia AS; seniman Ai Wei Wei, juga Leila de Lima, senator Filipina yang menjadi pengkritik terdepan Presiden Rodrigo Duterte yang juga mendapatkan penghargaan yang sama.
Akhirnya, untuk kesekian kalinya terbukti. Tebalnya dinding penjara tak mampu menghalangi terangnya cahaya Si Basuki Tjahaja Purnama. Hari ini penghargaan untuk Ahok pun bertambah. Selain sudah ada banyak koleksi penghargaan Ahok yang diraih sebelumnya, Penghargaan Dunia Global reThinkers 2017 ini menjadi penghargaan yang manis untuk Ahok karena diraih dari dalam penjara. Suatu keadaan terpenjara yang seharusnya sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Jangankan berprestasi, membela diri saja Ahok sudah tak mampu. Tapi pengecualian untuk kali ini, Ahok justru bisa meraih penghargaan kelas dunia yang sangat membanggakan dari dalam penjara.
Selamat Pak Ahok. Di penjara ataupun tidak, ternyata tak ada bedanya. Emas tetaplah emas dimanapun dia berada, termasuk dalam kubangan lumpur sekalipun. Kubangan lumpur kebencian dari orang-orang yang mengaku ber-Tuhan dan beragama, sekaligus yang mengakui secara sepihak sebagai pemilik surga. Dirimu tetap menginspirasi dan menjadi berkat seperti biasanya. Ayo tetap semangat semuanya. 17 purnama lagi sang Tjahaja Purnama yang sangat kita rindukan akan segera bebas. Mari kita tunggu dengan sabar kebebasannya. Doa kami selalu menyertaimu Pak Ahok. Amin.
Selamat! Ahok Raih Penghargaan Dunia Global reThinkers 2017
Gubernur DKI Jakarta ke-17 Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok baru saja diumumkan mendapat penghargaan dunia. Ahok masuk dalam daftar Global reThinkers 2017 alias 'Pemikir Ulang Global' 2017 hasil pilihan majalah Foreign Policy, Amerika Serikat.
“Tahun ini, Foreign Policy dengan bangga mempersembahkan Global reThinkers, yang berisi — para legislator, teknokrat, komedian, advokat, pengusaha, pembuat film, presiden, provokator, tahanan politik, periset, ahli strategi, dan visioner — yang secara bersama-sama menemukan cara yang luar biasa, tak hanya untuk memikirkan kembali dunia yang baru dan aneh ini, tapi juga membentuknya kembali. Mereka adalah orang-orang yang berkerja giat membawa perubahan positif di tahun 2017,” demikian yang tertulis dalam situs Foreign Policy.
Orang-orang yang meraih penghargaan Global reThinkers ini adalah para pemimpin terkemuka dan intelektual dunia. Selain Ahok, ada Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Gambia Adama Barrow, Dubes AS untuk PBB, Nikki Haley dan juga Steve Bannon, mantan tangan kanan Donald Trump. Ada pula Chelsea Manning, prajurit transgender yang membocorkan rahasia AS; seniman Ai Wei Wei, juga Leila de Lima, senator Filipina yang menjadi pengkritik terdepan Presiden Rodrigo Duterte.
Alasan Foreign Policy memilih Ahok adalah karena Ahok dinilai mampu tetap berdiri di tengah fundamentalisme yang sedang bertumbuh di Indonesia.
Associate editor di Foreign Policy, Benjamin Soloway sendiri yang menjelaskan bahwa Ahok memang bermulut tajam, keturunan Tionghoa, dan seorang Protestan di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, tapi mampu melawan korupsi, memperluas akses warga pada layanan kesehatan dan sosial lainnya, mengeruk kanal, memperbaiki transportasi publik, dan melakukan kampanye untuk membersihkan birokrasi dalam 3 tahun masa pemerintahannya. Itulah yang membuat Ahok mendapatkan tingkat penerimaan publik yang tinggi.
Sayangnya, gara-gara sebuah pidatonya, latar belakang SARA Ahok langsung dipermasalahkan. Ahok dinyatakan bersalah dalam kasus penistaan agama, kalah dalam pilkada, dan akhirnya dipenjara. Soloway juga mengatakan, meski prestasinya diakui, kebiasaan Ahok yang suka memarahi birokrat yang tidak kompeten membuat Ahok punya banyak musuh. Terutama mereka yang digusur Ahok untuk membuka jalan bagi reklamasi dan proyek pembangunan lain.
Soloway juga menerangkan, saat Ahok divonis penjara, para pendukung Ahok menggelar aksi protes, tak hanya di seluruh Indonesia, tapi juga di sejumlah titik dunia. PBB dan organisasi HAM Human Rights Watch juga mengutuk hukuman penjara Ahok tersebut.
Aiiihhh……. Dunia ternyata tahu persis kejadian yang menimpa Ahok. Dunia tahu betapa Ahok yang sangat berharga itu disingkirkan oleh musuh-musuh politiknya dengan menggunakan isu SARA. Orang-orang yang tidak bisa lagi mengambil keuntungan dari proyek-proyek pemerintahan DKI Jakarta di masa pemerintahan Ahok.
Seperti yang dikemukakan oleh Andreas Harsono dari Human Rights Watch, dalam pernyataannya mengatakan, pemenjaraan Ahok dianggap sebagai seruan yang menyadarkan rakyat Indonesia, bahwa ada masalah serius soal kebebasan beragama dan diskriminasi terhadap kaum minoritas di tanah air. Astaga Indonesia. Malunya tuh dimana-mana. Dunia tahu lho ternyata.
Pada penghargaan sebelumnya di tahun 2013, Jokowi masuk dalam daftar The Leading Global Thinkers of 2013 versi Foreign Policy. Kala itu, Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ahok menjadi wakilnya.
Jadi baru ada 2 orang Indonesia yang mampu meraih penghargaan dunia Global Thinkers ini. Mereka adalah Jokowi dan Ahok.
Mengacu pada hasil penghargaan ini, Jokowi-Ahok sebetulnya adalah kolaborasi yang sangat cocok untuk membawa perubahan positif di Indonesia. Dunia saja mengakuinya. Cuma kaum sumbu pendek dari bumi datar yang tidak mau mengakuinya. “Mereka” takkan pernah berbesar hati untuk mengakuinya.
Jangankan Ahok yang berbeda segalanya dengan “mereka”. Jokowi yang sudah jelas-jelas sama SARA nya dengan mereka terus saja mendapat hujatan dan fitnahan dari orang-orang berpikiran sempit itu. Orang-orang yang gampang ditunggangi kepentingan politik oleh oknum-oknum busuk yang rakus akan tahta dan jabatan.
Apa mau dikata. Inilah wajah Indonesia yang sekarang. Wajah cantik Indonesia yang tercoreng oleh aksi-aksi terorisme, radikalisme, intoleransi dan separatisme yang tambah hari semakin parah.
Dunia pasti juga akan kaget saat mengetahui bahwa dengan nyoblos Pilkada, warga negara Indonesia bisa dijamin dapat masuk surga plus bonus 72 bidadari.
Dunia juga pasti akan mengutuk keras saat mengetahui gara-gara Pilkada, sesama Muslim yang berbeda pilihan politiknya jadi tega mengkafir-kafirkan dan tidak mau menyolatkan jenasah pendukung Ahok.
Indonesia oh Indonesia. Kasihannya Ibu Pertiwi harus menanggung malu seperti ini.
Nasi sudah menjadi bubur. Tak ada yang perlu disesali lagi soal kasus Ahok. Justru lewat dizoliminya Ahok seperti ini, mata Indonesia jadi terbuka.
Dulu Ahok berjuang sendirian melawan kebusukan di negara ini. Setelah Ahok dipenjara, “Ahok-Ahok” muda justru bangkit melanjutkan perjuangan Ahok. Anak-anak muda yang kritis dan berani mulai muncul. Ada Tsamara Amany, politikus muda yang cerdas dan pemberani, ada juga mantan staf Ahok yang terang-terangan membuka kejanggalan RAPBD Jakarta di era Anies-Sandi.
Tak hanya anak-anak muda, rakyat awan pun sudah mulai ikut memantau RAPBD Jakarta lewat sistem e-budgeting yang diusung Ahok saat menjadi Gubernur DKI. Semua sekarang bergerak melanjutkan keberanian Ahok mengkritisi segala bentuk kecurangan dan ketidakadilan.
Akhirnya, untuk kesekian kalinya terbukti. Tebalnya dinding penjara tak mampu menghalangi terangnya cahaya Si Basuki Tjahaja Purnama. Cinta, kasih sayang dan doa rakyat Indonesia yang tulus mencintai Ahok tanpa mempermasalahkan perbedaan SARA justru terlihat nyata dengan aksi-aksi yang mereka lakukan untuk Ahok. Mulai dari aksi seribu lilin, seribu balon dan seribu bunga untuk Ahok. Itupun masih dinyinyirin oleh “mereka”. Seakan tak ada puasnya mengumbar hidup dalam kebencian tiada akhir.
Dan hari ini penghargaan untuk Ahok pun bertambah. Selain sudah ada banyak koleksi penghargaan Ahok yang diraih sebelumnya, Penghargaan Dunia Global reThinkers 2017 ini menjadi penghargaan yang manis untuk Ahok karena diraih dari dalam penjara. Suatu keadaan terpenjara yang seharusnya sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Jangankan berprestasi, membela diri saja Ahok sudah tak mampu. Tapi pengecualian untuk kali ini, Ahok justru bisa meraih penghargaan kelas dunia yang sangat membanggakan dari dalam penjara.
Selamat Pak Ahok. Di penjara ataupun tidak, ternyata tak ada bedanya. Emas tetaplah emas dimanapun dia berada, termasuk dalam kubangan lumpur sekalipun. Kubangan lumpur kebencian dari orang-orang yang mengaku ber-Tuhan dan beragama, sekaligus yang mengakui secara sepihak sebagai pemilik surga. Dirimu tetap menginspirasi dan menjadi berkat seperti biasanya.
Ayo tetap semangat semuanya. 17 purnama lagi sang Tjahaja Purnama yang sangat kita rindukan akan segera bebas. Mari kita tunggu dengan sabar kebebasannya. Doa kami selalu menyertaimu Pak Ahok. Amin.
Sumber referensi:
Silakan klik link berikut untuk bisa mendapatkan artikel-artikel saya yang lainnya.
Thank you so much guys. Peace on earth as in Heaven. Amen.
https://seword.com/umum/selamat-ahok-raih-penghargaan-dunia-global-rethinkers-2017-HyDIIfrWM
Post a Comment